Top Story
Namanya Hani. Hani Irmawati. Ia adalah gadis pemalu, berusia 17 tahun. Tinggal di rumah berkamar dua bersama dua saudara dan orangtuanya. Ayahnya adalah penjaga gedung dan ibunya pembantu rumah tangga. Pendapatan tahunan mereka, tidak setara dengan biaya kuliah sebulan di Amerika.
Pada suatu hari, dengan baju lusuh, ia berdiri sendirian di tempat parkir sebuah sekolah internasional. Sekolah itu mahal, dan tidak menerima murid Indonesia. Ia menghampiri seorang guru yang mengajar bahasa Inggris di sana. Sebuah tindakan yang membutuhkan keberanian besar untuk ukuran gadis Indonesia.
“Aku ingin kuliah di Amerika,” tuturnya, terdengar hampir tak masuk akal. Membuat sang guru tercengang, ingin menangis mendengar impian gadis belia yang bagai pungguk merindukan bulan.
Untuk beberapa bulan berikutnya, Hani bangun setiap pagi pada pukul lima dan naik bis kota ke SMU-nya. Selama satu jam perjalanan itu, ia belajar untuk pelajaran biasa dan menyiapkan tambahan pelajaran bahasa Inggris yang didapatnya dari sang guru sekolah internasional itu sehari sebelumnya. Lalu pada jam empat sore, ia tiba di kelas sang guru. Lelah, tapi siap belajar. “Ia belajar lebih giat daripada kebanyakan siswa ekspatriatku yang kaya-kaya,” tutur sang guru. “Semangat Hani meningkat seiring dengan meningkatnya kemampuan bahasanya, tetapi aku makin patah semangat.”
Hani tak mungkin memenuhi syarat untuk mendapatkan beasiswa dari universitas besar di Amerika. Ia belum pernah memimpin klub atau organisasi, karena di sekolahnya tak ada hal-hal seperti itu. Ia tak memiliki pembimbing dan nilai tes standar yang mengesankan, karena tes semacam itu tak ada.
Namun, Hani memiliki tekad lebih kuat daripada murid mana pun. “Maukah Anda mengirimkan namaku?” pintanya untuk didaftarkan sebagai penerima beasiswa. “Aku tak tega menolak. Aku mengisi pendaftaran, mengisi setiap titik-titik dengan kebenaran yang menyakitkan tentang kehidupan akademisnya, tetapi juga dengan pujianku tentang keberanian dan kegigihannya,” ujar sang guru.
“Kurekatkan amplop itu dan mengatakan kepada Hani bahwa peluangnya untuk diterima itu tipis, mungkin nihil.”
Pada minggu-minggu berikutnya, Hani meningkatkan pelajarannya dalam bahasa Inggris. Seluruh tes komputerisasi menjadi tantangan besar bagi seseorang yang belum pernah menyentuh komputer. Selama dua minggu ia belajar
bagian-bagian komputer dan cara kerjanya. Lalu, tepat sebelum Hani ke Jakarta untuk mengambil TOEFL, ia menerima surat dari asosiasi beasiswa itu. “Inilah saat yang kejam. Penolakan,” pikir sang guru.
Sebagai upaya mencoba mempersiapkannya untuk menghadapi kekecewaan, sang guru lalu membuka surat dan mulai membacakannya: Ia diterima! Hani diterima ….
“Akhirnya aku menyadari bahwa akulah yang baru memahami sesuatu yang sudah diketahui Hani sejak awal: bukan kecerdasan saja yang membawa sukses, tapi juga hasrat untuk sukses, komitmen untuk bekerja keras, dan keberanian untuk percaya akan dirimu sendiri,” tutur sang guru menutup kisahnya.
Kisah Hani ini diungkap oleh sang guru bahasa Inggris itu, Jamie Winship, dan dimuat di buku “Chicken Soup for the College Soul”, yang edisi Indonesianya telah diterbitkan.
Tentu kisah ini tidak dipandang sebagai kisah biasa oleh Jack Canfield, Mark Victor Hansen, Kimberly Kirberger, dan Dan Clark. Ia terpilih diantara lebih dari delapan ribu kisah lainnya. Namun, bukan ini yang membuatnya istimewa.
Yang istimewa, Hani menampilkan sosoknya yang berbeda. Ia punya tekad. Tekad untuk maju. Maka, sebagaimana diucapkan Tommy Lasorda, “Perbedaan antara yang mustahil dan yang tidak mustahil terletak pada tekad seseorang.”
Anda memilikinya?
Latest stories
Hari itu, aku melihat seorang anak yang berpakaian lusuh dan cukup kotor menuju rumah salah seorang temannya. Pakaiannya itu sebenarnya berwarna putih, tapi menjadi kecoklatan dengan bercak-bercak hitam di beberapa sisi. Dia menyandang tas samping. Awlnya ku fikir ia tengah mengajak temannya bermain selepas bermain dengan teman yang sebelumnya. Ternyata bukan, dia memanggil temannya itu untuk pergi mengaji. Aku langsung heran dan bertanya kepada salah seorang Ibu yang menurutku tahu tentang anak itu.
“Ibu, kenapa pakaian anak itu kotor ? Bukankah dia mau pergi mengaji? Kenapa dia tidak mengganti pakaiannya?” Tanyaku.
”Itu memang pakaian mengajinya. Orang tuanya sepertinya tidak mempedulikannya, makanya dia selalu berpenampilan demikian meskipun untuk pergi mengaji sekalipun. Selain karena kurangnya perhatian, dia itu memang berasal dari keluarga kurang mampu.” Jawab sang Ibu tersebut.
”Kasihan sekali kita melihatnya.” Lanjut Ibu itu.
Sedikit meluangkan waktu dan karena sedikit penasaran, aku bertanya lagi kepada Ibu itu mengenai anak tersebut. ”Ibu,.. Maaf, apa Ibu dari anak itu masih ada? Ayahnya? Bagaimana dengan saudaranya yang lain? Kakaknya apakah ada? Dan rumahnya di mana?
Ibu itu menjawab,”Ibunya masih ada. Ayahnya sudah tidak tinggal bersamanya karena kedua orang tuanya bercerai. Dia itu anak satu-satunya. Jadi, sekarang dia hanya tinggal bertiga bersama Ibu dan neneknya di rumah sederhana yang juga sudah tinggal satu kamar itu akibat gempa kemaren.”
Ya Allah…. Anak sekecil itu harus mendapatkan cobaan yang demikian??
Dia hidup dalam kekurangan materi, lalu apakan harus dia juga hidup kekurangan kasih sayang orang tuanya dan orang-orang sekitarnya??
Pernahkah terfikir oleh kita bahwa di sekitar kita masih banyak peri-peri kecil yang butuh kasih sayang kita??
Tuhan,,, Melihatnya aku takut…
Aku takut jika sekarang, esok, atau sampai saat nanti ia hidup tanpa tahu bagaimana rasa sayang hingga ia menjadi anak yang tidak pandai menyayangi.
Aku takut jika ia tumbuh menjadi anak yang selalu merasa rendah diri karena kekuranggannya dan karena tidak ada seorang pun yang menghargai serta mengacuhkannya.
Wahai engkau bocah kecilku… Adikku…
Andai aku punya istana yang di dalamnya hidup malaikat-malaikat penuh kasih sayang, maka engkau sekalian akan ku biarkan menikmatinya sepuas hatimu walau aku harus hidup di kejamnya panas mentari di luar sana.
Tuhan… Bolehkan aku ini hidup untuk mereka??? Bolehkan aku tetap melihat senyum mereka..??
Ketakutan dan kesedihanku adalah ketika mereka enggan berkumpul bersama teman-teman sebaya yang mereka lihat jauh lebih mapan dari mereka. Sungguh.. sungguh aku takut jika mereka menjauh dan merasa hina dibanding orang-orang kaya itu sementara sebenarnya mereka lebih mulia dari si kaya…
Oh tuhan…. Jangan biarkan rasa hina mengerogoti jiwa mereka. Tetap senangkan hatinya. Hati si kecilku yang kehilangan masa kecilnya bersama kedua Ibu Bapaknya itu.
Adik-adikku.. anak-anakku…
Kelak, jika kalian melihatku datang, mendekatlah padaku… Jangan pernah takuti aku ya… Senyum dan melihat kalian tertawa adalah kebahagiaan terbesarku…
Teman, seoarng anak, meskipun bukan anak kandung kita, saudara kandung kita, atau pun family dekat kita, mereka tetaplah anak kita. Meraka anaknya semua orang muslimin…
Jangan pernah acuhkan mereka sekalipun ia terlihat tidak seperti layknya setiap orang berpenampilan. Mereka hanya butuh kepedulian kita.. Jikalau pun tidak mampu berbuat banyak, jangan pernah sakiti mereka dengan menunjukkan kebencian, cemoohan, atau pun rasa jijik terhadap mereka..
Bayangkanlah teman,, Betapa pilunya hati mereka ketika melihat kita menjauhi mereka…
Astaghfirullah.. Astaghfirullahal”adziim…
Jangan sampai kita membuat hati mereka sedih kemudian membuat mereka terisak menangis pilu di hatinya…
Allah Arrahman dan Arrahim… Dan semoga sifatnya Allah tetap bermekaran di hati kita, bukan malah luntur dikikis oleh sifat yang ditancapkan oleh syaitan..
Teman, maaf ya kalau kelihatannya seperti menggurui.. si “AKU” tdk bermaksud apa-apa. Dia hanya mencoba menuangkan apa yang ia lihat, cerna, dan ia rasa. Si “AKU” bukan orang yang baik, tp ia ingin menjadi baik. Dan ia sadar bahwa butuh waktu yang lama untuk menjadikannya baik karena begitu jauhnya dia dari kebaikan itu..
Saya adalah pendatang disuatu daerah. Dipasar kota tersebut, saya membuka membuka usaha kecil-kecilan. Berupa penyewaan play station ( PS ) dan rental VCD. Di depan toko ada tukang parkir. Selain tukang parkir dia adalah preman pasar. Preman ini sering berulah di depan toko saya. Sehingga ini membuat pelanggan saya menjadi kurang nyaman. Geram rasanya jika karena ulahnya pelanggan saya pergi. Dan ini sudah terjadi berulang kali. Mungkin karena saya pendatang sehingga dia berulah demikian.
Meski begitu, preman pasar ini sudah beberapa kali meminjam play station ketempat saya, dan dia mengembalikan tepat waktu, dan saya selalu memberikan special discount kepadanya karena terpaksa.
Suatu malam, tepatnya pukul 12 malam preman ini berjalan -jalan dilorong gang menuju rumah saya. Preman itu jalan sempoyongan sambil mengomel. Saat di depan rumah dia memanggil-manggil nama saya dengan sangat tidak sopan. Ingin rasanya saya tonjok hidungnya. Sayapun keluar, penampilan preman malam itu sangat semrawut, kepalanya sedang diperban yang terlihat berdarah, sambil membawa kampak. Dia terlihat dalam emosi yang tinggi. Dan dia pun meninju berulang kali ke arahku. Namun bisa kuhindari. Pikir saya, buat apa berurusan dengan preman ini, daripada kedepan timbul masalah, mending saya tenangkan dia.
Saya tenangkan pinta kapak yang dia bawa, tenyata dia menyerahkan kampak itu ke saya. Beberapa saat kemudian dia mengemukakan bahwa dia ingin meminjam PS ke saya, sayapun melayani. Setelah preman itu pulang, hati kecil ku berkata, masak harus mengalah terus. Kalau mengalah nanti akan diinjek-injek terus. Akhirnya saya memutuskan, esok hari akan saya tantang preman itu untuk duel secara jantan.
Pagi harinya, sampai dua hari saya mencari-cari preman itu. Namun tidak ketemu. Hingga bertemu dengan orang tuanya yang mengatakan bahwa si preman sudah berada di Kantor polisi. Dia ditangkap setelah dari rumah saya, lengkap dengan PS ditangannya. Tuduhan polisi kepada nya diantaranya membuat keributan di pasar, serta mencuri PS dari rumah penduduk. Owh baru tau saya ternyata kampak yang dibawa ke rumah saya itu digunakan untuk membuat keributan.
Setelah mengetahui si preman ditangkap polisi saya kemudian menuju kantor polisi untuk menjenguknya. Namun dalam laporan ke Polisi saya tidak melaporkan si preman sebagai pencuri dia hanya meminjam dari saya serta saya terangkan bahwa dia adalah langganan saya. Mengenai kejadian malam itu, sewaktu dia berusaha memukulku juga tidak saya ceritakan. Malah sewaktu saya menjenguk nya saya coba menenangkan dia, serta menanyakan apa yang perlu di Bantu. Jack mengeluh saat itu dia sakit gigi dan tidak punya uang untuk membeli obat. Kemudian saya membelikan obat dan rokok serta uang alakadarnya guna membeli makanan selama ditahan di kantor polisi.
Sehabis mengisi formulir pengambilan barang dikantor polisi, saya kemudian pulang. Seminggu kemudian si preman tiba-tiba muncul didepan rumahku dan tiba-tiba dia menujuku dengan terburu-buru, dia memelukku dan menangis dipundakku. Dia mengucapkan terima kasih atas bantuanku sewaktu dia berada di kantor polisi. Dia percaya dengan kedatangan saya kekantor polisi tuduhan pencurian dapat dihindari.
Saat ini si preman masih berprofesi sebagai tukang parkir, namun sikapnya sudah berubah dibandingkan sebelum dia ditangkap. Hampir setiap kali dia bertemu denganku, dia selalu menyapa dan tersenyum.
Sahabat resensi.net. Pecinta cerita motivasi
Apa kandungan dan makna dari cerita diatas?
Kandungan dari cerita ini :
- Dendam dan amarah tidak akan menyelesaikan sebuah persoalan.
- Setiap persoalan seyoknyanya dihadapi dengan kepala dingin dan diputuskan dengan bijak
- Usahakan membantu kesulitan orang lain, meskipun orang tersebut memusuhimu
- Untuk mengubah sikap seseorang tidak seharusnya dengan menceramahi terus – menerus, namun sentuhlah nuraninya dengan sikap dan perbuatan yang baik.
Sahabat, sesuatu yang membara jika dihadapi dengan api, maka yang ada hanyalah kehancuran. Sebagaimana kekerasan yang dihadapi dengan kekerasan pula. Maka kehancuranlah yang didapat. Dengan melebur rasa dendam, maka akan meleburkan pula rasa amarah, menumbuhkan kasih sayang dan persahabatan.
Jadilah orang yang beruntung, bukan orang yang merugi dan kecewa. Dendam adalah onggokan sampah hati yang membuat pemiliknya semakin tersiksa dan menderita. Bukankah Allah juga maha memaafkan atas kekurangan, kelemahan dan kekhilafan manusia?
Lalu, mengapa manusia tidak banyak belajar untuk mencukupkan diri hanya dengan Allah Subhanahu Wata’ala, saja? Ketika seseorang memenuhi hati, pikiran dan hari harinya hanya dengan Allah, maka sanjungan atau makian bukanlah sesuatu seban yang harus dipikirkan, dibenci atau disenangi orang bukan suatu masalah yang dapat mengganti jati diri kita. Ya, jati diri seorang yang baik. Bukan jati diri pendendam.
- No Act Rule. Don’t react so quickly to things, especially negative circumstances. Sometimes we stress ourselves out by acting too fast and regretting it later. The negative email response we send out, the emotional yelling at an argument, etc. Some things are better left to be thought about and some reactions are better to be delayed. Give yourself some cooling off time.
- Fact Only (No Interpretations). See things in terms of facts, not your interpretation. Your friend didn’t call you like he promised. Fact: He didn’t call you. Interpretation: He’s forgotten about you. Just react on the facts. Your interpretations may be wrong and they’re just going to give you unneccesary stress.
- No Emotion. Try to live life with less or no emotion. Emotions are fleeting and they make our states go UP and DOWN. When it’s up, it’s great! But when it’s down, we feel stressed. Try to flatten your emotion. Everything is just IS.
- Focus on Solution, not the Problem. Look for solutions in your challenges. Dwelling on the problem and how bad your life is won’t help. Focusing on solutions unleashes your resources.
- Know What You Want. Motivate yourself forward by having clear goals. Visualize them clearly and you will have the drive to go through the challenges necessary to achieve them.
- Set Some Rules to Achieve Your Goals. Now that you’ve got a goal, what are the rules you must obey to achieve them? For him, it was a more balanced and healthier life. So Rule #1: No Work on Weekends. Set it, obey it… and your life will change.
- Change Your Environment. Find people that will support your rules. Change your environment, friends, work if necessary. The #1 person in your life is YOU.
- Say YES!! Yes to opportunities, fun things, new people, and anything that will get you to where you want to go.
- What Other People Think is Not Important. You can spend your life trying to be “acceptable” to everyone and it willl never be achieved. Just set your goals and be true to yourself. You are a beautiful creation.
- Remember the Law of Diminishing Returns. Something that may work well will also diminish in effectiveness over time. Always learn something new so that you will have new ideas and strategies to sustain the peace and happiness in your life.
Pernahkah kau mendengar cerita tentang seorang preman pembunuh empat puluh nyawa, pemerkosa empat puluh wanita, perampok empat puluh bank, sedang menangis menyesal tersedu seperti ketika masih bayi dulu, lalu kehidupannya berubah penuh kasih sayang.
Pernahkah kau dengar tentang panutan masyarakat yang memperkosa gadis desa hinngga melahirkan lalu membunuh keduanya menguburnya hidup2. Bukankah kedua peristiwa diatas terjadi bukan tanpa sebab alasan.
Pernahkah terlintas di benakmu pertanyaan mengapa dan untuk apa kau diciptakan. Luangkan lebih banyak waktu, percayalah, lakukalah, dan temukanlah sendiri, karena jawabanmu terhapnya akan menjadi sangat menentukan riwayat kehidupanmu.
Waktu yg berlalu takkan pernah kembali. Tak ada waktu lagi bagi yg telah mati. Namun hikmah semua peristiwa selalu hidup. Sungguh, mata air hikmah akan selalu terpancar bagi mereka yg mau mengambil hikmah. Apakah menurutmu sama orang yg mau mangambil hikmah dengan yg tidak.
Pecinta cerita dan artikel motivasi, dalam kehidupan ini tentu kita tidak akan terlepas dari keinginan, cita-cita dan harapan.
Waktu kecil ada sebagian kita yang bercita-cita atau berharap menjadi dokter, ada yang ingin menjadi pilot, atau harapan yang lebih sederhana,harapan agar orang tidak membuang sampah di sungai, harapan agar dapat membantu orang sekitar agar lebih produktif.
Atau juga keinginan memiliki mobil, memiliki rumah, atau ingin memiliki tanah, keinginan agar orang tidak menaburkan racun disembarang tempat seperti merokok misalnya, seperti pengurangan zat pewarna dan pengawet pada makanan misalnya, dan lain-lain, dan lain-lain.
Itu semua adalah harapan, keinginan, dan cita-cita. Misal saja kita memiliki keinginan memiliki tanah, bisa saja kita mendapatkannya dengan berjuang sungguh-sungguh dengan menabung sedikit demi sedikit, namun mungkin ada yang terlewatkan, yaitu menyertakan Allah (Tuhan sekalian alam) dalam setiap keinginan kita. Hasilnya apa? Keinginan kita akan terwujud dalam waktu lama.
Sangat berbeda jika kita melibatkan Allah dalam setiap keinginan kita. Analoginya begini:
Waktu kecil, sebagian anak ingin memiliki sepeda, terus menabung sedikit demi sedikit. Sambil menabung, si anak memberitahukan keinginannya tersebut pada orang tua. Tidak dalam waktu lama orang tua akan membelikan sepeda dengan uang tabungannya. Mungkin tabungannya tidak cukup, namun dengan tambahan dari orang tua aka cukup. Berbeda jika si anak menabung dan diam saja akan keinginannya itu.
Begitu pula dengan kita, sertakanlah Allah dalam setiap keinginan, harapan dan cita-cita kita.
Cara menyertakannya bagaimana? Teruslah berusaha dan berjuang menggapai keinginan itu dengan diiringi meminta, memberitahukan, dan berdoa kepada Allah akan keinginan kita dalam shalat, tahajud, sedekah dan lain sebagainya.
Apabila dengan cara ini dilakukan, maka cita-cita dapat terwujud, dan akan makin dekat dengan Dzat yang menguasai urat nadi dan takdir akan kehidupan ini.
Jangan sampai kita mengejar cita-cita dan harapan dengan meninggalkan Allah. Hasil yang terjadi adalah mungkin cita-cita terwujud, tapi jauh dari Allah. Atau mungkin pula cita-cita tidak terwujud dan kita jauh dari Allah. Naudzubillahi min dzalik.
Percaya tidak percaya, telah terbukti jika keinginan dengan menyertakan Allah, keinginan akan lebih cepat terwujud.
Banyak orang mengatakan aku bukan manusia, kumpulanku terdiri dari orang-orang bejat, penjudi, peminum, penjambret, pencuri, perampok, pembunuh, tukang palak, sanjipak(penipu) dsb. sampe aku malas menyebutnya karena tiap hari aku bergelut di suasana dan kondisi seperti itu. Akupun mulai terbiasa dgn hal seperti itu, mulanya aku mencoba minum anggur merah lama-lama teman-temanku mengajakku berjudi, merampok, dll.alasan mereka mengajakku karena ada nilai seni tersendiri ketika aku di sisi mereka,,tiap hari 1 pres marlboro datang entah dari siapa, yang pasti rokok itu tidak pernah habis walau teman-temanku banyak.
Suatu saat aku teringat kepada mendiang ayahkuyang notabene adalah seorang guru SD yang penyabar, kasih sayang, penuh perhatian pada muridnya, sopan, pandai dsb. Itu cerita dari mantan murid2nya. Sampailah aku di pusara ayahku, aku panjatkan do’a apa adanya sekali-kali air mata ini jatuh tanpa aku sadari karena aku sendiri tak tahu bagaiman wajah sebenarnya ayahku, karena ayahku meninggal waktu itu aku masih berumur 3 tahun..dalam do’aku “aku ingin mengakhiri semua ini, aku ingin hidup normal seperti aku masih kecil dulu…?” rupanya Allah Swt mengabulkan doaku.
Beberapa minggu lagi aku akan meminang seorang perempuan pondokan, dia adalah pacarku yang tak pernah aku hiraukan. akhirnya akupun duduk di pelaminan dengan pesta pernikahan yang lumayan meriah.
Ttiga bulan aku dibiarkan oleh teman2ku tak ada kabar dari mereka, aku asyik hidup dengan istriku dan 1 bulan kandungan anakku. hal pertama yang aku lakukan adalah mencoba membuka usaha dirumah sendiri dan dari teman2 tersebar bahwa aku membuka percetakan, mereka datang dengan berbagai keinginan dan pesanan yang menurut aku adalah hikmahnya suatu keluarga kecil.akupun bahagia dengan keluarga kecilku..
Tak terasa umur kandungan istriku 9 bulan dan anak yang pertama lahir denagn nama Muhammad Waisul Aziz, dia begitu lucu, tampan, hidung mancung, kulit kuning langsat, bobotnya membuat keluarga dan tetangga tercengang 3.8 Kg padahal keluargaku dan istriku tidak ada yang sedemikian besar.. aku bahagia,,
Akan tetapi wais (panggilan anakku) seakan-akan menahan sesuatu ketika dia bernapas, akhirnya dia rumah sakitlah yang tahu keadaanya, dia mengidap penyakit kronis dalam pernafasan, tuksk lambung, dan komlikasi lain yang aku tidak mau mendengarnya karena aku merasa iba melihat anakku yang masih kecil sudah menanggung hisup yang berat. Wais pun tak dapat menahan itu akhirnya dia meninggal dunia di hari selasa genap 23 hari hidupnya..aku menjadi sering marah, lupa ingatan, sering pergi tak tahu keman tujuan sampai suatu saat seorang guruku memberi nasihat “kamu mau punya anak durhaka??” satu kalimat saja dari guruku itu langsung menghilangkan semua onak dan duri dalam hatiku sekaligus aku mendengar jeritan setan dan iblis dalam diriku berbondong-bondong pergi (itu ujian awal bagiku).
Aku menata kembali kehidupanku yang kacau..satu,sua,tiga,empat orang mencariku untuk acara hajatan dan acara keluarga mereka semua tak tanggung-tanggung tanpa adanya penawaran langsung cash membayar lunas,,begitulah tiap hari dan bulan yang aku lalaui dengan keluarga. aku lupa dengan teman2ku yang bejat2 itu..
Aku kembali mempunyai anak kali ini lahirlah Fi’isy Rodhiyah seorang anak perempuan yang cantik lincah disukai banyak orang
Dalam perjalanan usahaku aku tertarik pada sebuah peminjaman modal di bank swasta, mereka dengan mulut yang berbisa datang kerumahku menawarkan berbagai macam cara agar aku mau meminjam uang ke bank mereka,,jadilah aku pinjam uang 260juta rupiah, uang sebanyak itu aku gunakan untuk usaha, segala sesuatunya harus kredible dan termanage dengan baik, tapi dasar memang bank swasta segalanya harus tepat waktu, melesetr sedikit denda denda dan denda.
Bulan pertama sampe bulan ke sembilan aku lancar, ketika memasuki bulan ke 12 aku keteteran membayar bank, mereka pun datang bertubi-tubi kerumahku, siang,malam,subuh, bahkan ketika aku bepergian mereka meneleponku,,aku tak sabar dengan semua itu. tunggaanku makinmenumpuk tiap bulan denda berjalan membuatku terombang ambing kesana kemari, gali lobang tutup lobang, kadang uang dari customer aku pake untuk membayar sedikit hutang, tapi kembali lagi pada awal mula bahwa bank swasta adalah rampok yang sesungguhnya.mereka tidak tahu menahu apa aku punya uang ato tidak yang penting setoran lancar.
Perlu diketahui aku meminjam uang dengan menjaminkan rumahku yang di huni oleh keluargaku, bertambahlah penderitaanku ketika mereka mengirimkan surat peringatan pertama untuk membayar kalo tidak mereka akan menyegel rumahku,,aku bingung setengah mati, tiap malam aku tidak bisa tidur nyenyak pagi hari mereka datang menagih dengan dep colector yang beringas, mereka membabi buta menagihku dengan ancaman yang serius,tetanggaku datang membantu aku mengusir dep colector itu tapi esoknya mereka datang lagi..
Akhirnya aku tak kuat dengan tagihan dep colector itu, akupun menghubungi temanku di dunia hitam, aku katakan maksudku dan dia menjawab “tunggu kabarnya paling lambat besok sore?” lalu aku tanya “kau mau apa dariku??”, dia menjawab “persahabatan tak pernah mati”?, itu jawabnya.dan aku merasa bersalah setelah sekian tahun aku tak pernah mendatanginya.
Kabar itupun datang dari seorang teman di sidoarjo bahwa saudaranya terbunuh di desa yang agak dekat dengan rumahku,akupun mencoba cari tahu sipa orang itu..? dan ternyata ???dua orang itu adalah dep colector yang tiap hari menagih ke rumahku..?
Aku jadi takut, aku tak kerasan dirumah, aku kalap,,sipembunuh itupun menelponku,”tolong aku dibelikan 1 pres marlboro dan 1 botol anggur merah bawa ke rumah ya ..? kutunggu malam ini” katanya, aku belingsatan bingung tak karuan, alasan apa yang kira-kira ampuh untuk tidak datang kerumahnya,tapi aku tak ada alasan..? karena dia bilang “persahabatan tak pernah mati”
Aku langsung membawa 1 botol anggur merah dan 1 press marlboro ke dia, dan ketawa itu tak dapat di bendung lagi oleh dia, kenapa??kenapa??? kamu kok murung seperti itu??? aku jadi salah nih..?yang aku pikirkan adalah temanku yang di Sidoarjo bahwa yang terbunuh itu adalh kakak kandungnya. aku mulai tertawa hambar seali-kali aku hisap dalam-dalam marlboro di tanganku yang sebelumnya kau sudah berhenti merokok dan minum, aku berpamitan dengan dalih anakku sakit. temanku itu mengerti sehingga dia memperbolehkan aku pergi..
hah..huh..lega rasanya keluar dari pintu neraka itu…,
Aku masih berfikir bagaimana untuk mengangsur sisa hutang yang masih rp.143.665.000 itu?? pertanyaan itu terus menghantui aku tiap malam..sampai ketika ada teman yang membawa setumpuk berkas untuk diserahkan pada dinas perindustrian dan perdagangan, akupun tak segan-segan ikut karena kau memang diajak, disitu aku melihat adanya jutaan bahkan ratusan juta pihak-pihak yang “menyogok” bagian ini itu untuk memperlancar usahanya.
aku punya pikiran lain bagaimana seandainya uang haram itu aku rampok sehingga hasil rampokan aku gunakan untuk mebayar bank,,? tibalah suatu ketika aku menghubugi tmanku yang sering merampok bank dan rumah orang kaya, merekapun mengiyakan niat busukku itu dengan syarat aku yang memeberi kode atau gambar (istilah dalam perampokan), hari yang ditentukan telah tiba, seperti biasa kacamata hitam fido didoku tak pernah lepas dari kepalaku sekaligus hp yang selalu on dengan nomor lain dari biasanya, merekapun memudar seakan sibuk dengan gaya mereka sendiri, ada yang baca koran,ada yang mangkal di depan warung, ada yang jadi pemulung dsb.walhasil mereka mendapatkan uang hasil rampokan itu senilai rp.1.8milyar,,,,,,jumlah yang fantastis
Kami berenam merayakan keberhasilan itu mengajak semua keluarga liburan ke pulau Bali, disana uangitu di bagi dan bagianku lanmgsung aku transfer ke rekening istriku sisanya aku transfer ke bank swasta itu untuk melunasi hutang…sku sudah tak punya hutang di bank,,aku jadi dermawan dadakan.. banyaknya pengemis dan pengamen dari Banyuwangi sampe probolinggoaku bri uang 20 ribuan, bahkan ada seorang nenek2 aku kasi uang 1 juta dan ada seorang yang aku wawancarai apa kira2 keinginannya ?? di menjawab “saya pingin punya rumah pak?? tanpa pikir panjang aku langsung survey kelokasi rumahnya di Probolinggo, aku miris melihatnya rumahnya miring ke kiri tanpa ada penyangga, hanya ada lampu templok yang menyala kala malam saja,,”sudahlah pak?? ni ada uang sdikit untuk mrmbuat rumah,,maka aku keluarkan uang rp.20 juta untuk membangun rumah orang itu.
Sekarang tinggal apa???rumah sudah selesai , agak mewah lah dari tetangga sebelah, mereka yang dulunya melihat sebelah mata kini hormat padaku, dan akupun berusaha baik pada semua orang..mobil aku punya Honda CRV keluaran tahun 2010, Hp. aku tidak butuh yang mewah-mewah hanya aku masih memakai hp butut. sedang aku memiliki alat musik dirumah yang tidak aku sewakan, hanya untuk iseng saja bersama bandku..
Cukup sekian kisahku yang sudah tidak karuan, sampai cerita ini aku tulis aku bingung apakah dosa-dosaku terampuni, aku akan berusaha untuk menjadi ahli sholat, puasa, baik pada semua orang, tidak sombong, sering mebantu kekurangan orang lain (mskipun mereka kadang ada yang tidak membayar huatang), aku berdo’a tiap malam agar dosa-dosaku hanya aku yang menanggungnya, jangan pada istriku, anak-anakku atau keluargaku..hanya aku Allah…Hukum aku ..jangan mereka..mereka tidak tahu apa-apa..itulah do’aku..
To sahabat Pribumi
Semoga masa lalu menjadi pencambuk untuk berusaha keras dalam menaburkan kebaikan. Selama ada niat sungguh-sunguh, ampunan itu akan ada.