Aku ingat saat itu kau telah pamit dari hatiku. Kau bilang telah menemukan hati yang lain yang lebih kau cinta. Hati yang bisa membuat hatimu tersenyum dan bahagia. Sayang, aku menangis. Bukan menangis karena kehilangan dirimu, tetapi menangis karena aku merasa sebagai perempuan yang tidak berguna, tidak sempurna. Tidak bisa memberi kau senyum, harapan dan ini yang paling penting, kebahagiaan.
Aku terluka sayang. Namun aku tak bisa berbuat apa-apa. Kau gigih mengejarnya sementara hatiku berkata bahwa akulah yang terbaik bagimu. Tetapi sia-sia saja. Kau tipe manusia yang akan mengejar semua keinginanmu. Tak perduli dengan orang lain, tak perduli dengan perasaan orang lain apalagi pikiran orang lain. Tetapi itulah kau sayang. Meski begitu, kau tetap emnjadi bintang dihatiku.
Hanya dalam waktu sebulan, kau memberi kabar telah berhasil bersamanya. Telah merajut benang-benang kasih dengan dia yang amat kau cinta. Katamu semudah membalikkan telapak tangan karena kalian berdua sudah mempunyai hasrat dan tujuan yang sama. Tetapi kau lupa sayang, bahwa sebuah kata bijak bisa membuat percintaan kalian menjadi singkat. Easy come easy go. Datang tanpa kesulitan dan pergi dengan kemudahan.
Oh, tidak! Aku tak sedang membuat mantra agar kau putus dengannya. Ini hanya berfilosofi semata. Hitung-hitung membuka kembali rangkaian kata-kata penuh inspirasi agar aku tak larut dalam kesedihan.
---
Aku bertemu dengannya sayang. Seseorang dari masa lalu yang ternyata memendam rindu begitu lama akan sosokku yang lucu dan humoris. Ya, dulu aku memang menyenangkan. Entah mengapa beberapa tahun terakhir menjadi memuakkan karena larut dengan permasalahan-permasalahan bersamamu. Cukupkan pada curhatku, manusia ini berpapasan saat aku sedang belanja kebutuhan bulanan di salah satu hipermarket terbesar seantero metropolitan. Tanpa basa-basi, ia menghampiriku dan membuatku melayang akan memori-memori dibelakang. Sejenak aku tertawa dan melepaskan penat dihadapannya. Ia menceritakan kisah-kisah tentangku dan dia sebagai sahabat karib.
Hingga dia mengaku sedang menjomblo dan ia menanyakan status ku juga. Aku harus jawab apa? Fisik single, hati double? Ya, itu semua karena aku masih berharap kau datang dan menjalin kembali cermin kita yang retak.Tapi aku harus jujur bahwa sedang tak punya siapa-siapa yang mendampingiku. Kau setuju, kan? Karena memang itu kenyataannya.
Kedekatan pun terjalin. Namun belum seberapa kuanggap dibanding kedekatan hatiku padamu. Namun orang Jawa berprinsip lain, witing tresno jalaran suko kulino. Ah, maafkan bila salah. Maklum saja, aku Jawa bohongan karena lahir dan besar di metropolitan ini.
Ya sayang, cinta datang karena terbiasa. Itu mulai kurasakan padanya. Semakin dekat kami, semakin dekat kami, semakin dekat, semakin dekat, dekat, dekat, lalu tiba-tiba kau hadir menyeruak. Memohon untuk mengembalikan hatiku padamu. Aku tak bisa berkata dan menatapmu kembali. Padahal hatiku berujar cukup panjang, sayang. Rangkaian kata-kata untukmu saat pendekatannya padaku.
Kemanakah kamu saat ku membutuhkanmu? Yang muncul malah kamu yang lain. Kemanakah kamu saat ku merindukanmu? Yang muncul malah rindu dari kamu yang lain. Kemanakah kamu saat ku hendak memelukmu? Yang ada hanya pelukan dari kamu yang lain. Mengapa kamu akhirnya berdiri di hadapanku sementara kamu yang lain telah mencuri hatiku?
Kini semua telah terlambat, sayang. Aku sudah bisa melupakanmu dan kesakit hatianku. Itu semua karena dia yang kini ada disisiku. Ternyata mencintai sahabat adalah hal yang paling benar kulakukan. Karena sahabat mengetahui dengan pasti baik dan buruk kita. Bukan sepertimu yang mengikuti hasrat semata. Aku tidak begitu dan aku bukan perempuan yang sama seperti dalam pikiranmu.
Sumber : http://www.indowebster.web.id/showthread.php?t=23374
Aku terluka sayang. Namun aku tak bisa berbuat apa-apa. Kau gigih mengejarnya sementara hatiku berkata bahwa akulah yang terbaik bagimu. Tetapi sia-sia saja. Kau tipe manusia yang akan mengejar semua keinginanmu. Tak perduli dengan orang lain, tak perduli dengan perasaan orang lain apalagi pikiran orang lain. Tetapi itulah kau sayang. Meski begitu, kau tetap emnjadi bintang dihatiku.
Hanya dalam waktu sebulan, kau memberi kabar telah berhasil bersamanya. Telah merajut benang-benang kasih dengan dia yang amat kau cinta. Katamu semudah membalikkan telapak tangan karena kalian berdua sudah mempunyai hasrat dan tujuan yang sama. Tetapi kau lupa sayang, bahwa sebuah kata bijak bisa membuat percintaan kalian menjadi singkat. Easy come easy go. Datang tanpa kesulitan dan pergi dengan kemudahan.
Oh, tidak! Aku tak sedang membuat mantra agar kau putus dengannya. Ini hanya berfilosofi semata. Hitung-hitung membuka kembali rangkaian kata-kata penuh inspirasi agar aku tak larut dalam kesedihan.
---
Aku bertemu dengannya sayang. Seseorang dari masa lalu yang ternyata memendam rindu begitu lama akan sosokku yang lucu dan humoris. Ya, dulu aku memang menyenangkan. Entah mengapa beberapa tahun terakhir menjadi memuakkan karena larut dengan permasalahan-permasalahan bersamamu. Cukupkan pada curhatku, manusia ini berpapasan saat aku sedang belanja kebutuhan bulanan di salah satu hipermarket terbesar seantero metropolitan. Tanpa basa-basi, ia menghampiriku dan membuatku melayang akan memori-memori dibelakang. Sejenak aku tertawa dan melepaskan penat dihadapannya. Ia menceritakan kisah-kisah tentangku dan dia sebagai sahabat karib.
Hingga dia mengaku sedang menjomblo dan ia menanyakan status ku juga. Aku harus jawab apa? Fisik single, hati double? Ya, itu semua karena aku masih berharap kau datang dan menjalin kembali cermin kita yang retak.Tapi aku harus jujur bahwa sedang tak punya siapa-siapa yang mendampingiku. Kau setuju, kan? Karena memang itu kenyataannya.
Kedekatan pun terjalin. Namun belum seberapa kuanggap dibanding kedekatan hatiku padamu. Namun orang Jawa berprinsip lain, witing tresno jalaran suko kulino. Ah, maafkan bila salah. Maklum saja, aku Jawa bohongan karena lahir dan besar di metropolitan ini.
Ya sayang, cinta datang karena terbiasa. Itu mulai kurasakan padanya. Semakin dekat kami, semakin dekat kami, semakin dekat, semakin dekat, dekat, dekat, lalu tiba-tiba kau hadir menyeruak. Memohon untuk mengembalikan hatiku padamu. Aku tak bisa berkata dan menatapmu kembali. Padahal hatiku berujar cukup panjang, sayang. Rangkaian kata-kata untukmu saat pendekatannya padaku.
Kemanakah kamu saat ku membutuhkanmu? Yang muncul malah kamu yang lain. Kemanakah kamu saat ku merindukanmu? Yang muncul malah rindu dari kamu yang lain. Kemanakah kamu saat ku hendak memelukmu? Yang ada hanya pelukan dari kamu yang lain. Mengapa kamu akhirnya berdiri di hadapanku sementara kamu yang lain telah mencuri hatiku?
Kini semua telah terlambat, sayang. Aku sudah bisa melupakanmu dan kesakit hatianku. Itu semua karena dia yang kini ada disisiku. Ternyata mencintai sahabat adalah hal yang paling benar kulakukan. Karena sahabat mengetahui dengan pasti baik dan buruk kita. Bukan sepertimu yang mengikuti hasrat semata. Aku tidak begitu dan aku bukan perempuan yang sama seperti dalam pikiranmu.
Sumber : http://www.indowebster.web.id/showthread.php?t=23374
Categories:
All About Story

Posting Komentar